Bisnis Katering Kopi, Strategi Jemput Bola

Saat ini kopi telah menjadi bagian dari hidup masyarakat modern. Istilah “ngopi-ngopi cantik” pun menjadi sangat populer. Seiring dengan itu, kedai kopi modern menjamur dengan pesat. Baik yang berstatus waralaba dari luar negeri, maupun brand lokal. Semua hadir dengan ciri khasnya masing-masing. Akan tetapi, banyaknya pemain membuat suhu kompetisi menjadi semakin tinggi. Strategi pun harus disusun. Tidak bisa lagi pasif menunggu pelanggan. Bola mesti dijemput.

katering kopi

Caranya dengan membawa kopi langsung ke pelanggan. Seperti bisnis katering, tetapi fokus kepada kopi sebagai sajian utama. Andalannya tentu kekhasan kopi dari masing-masing coffee shop. Sajian kopi berkualitas pun dibawa ke acara kantor, seminar, atau pelatihan.

Bisnis Katering Kopi

Papous Coffee salah satu kafe yang melakukan katering kopi. Papous memang merupakan kopi yang berasal dari pegunungan Lembah Baliem Wamena, Papua. Pertama memulai bisnisnya, Prawito Adi Nugroho tidak langsung mendirikan Coffee Bar, apalagi ikut pelatihan barista dan usaha warung kopi, melainkan murni menjual biji kopi olahan asal Papua. Green Bean Coffee dan Roasted Bean Coffee merupakan beberapa produk unggulan yang ditawarkan oleh Prawito.

Semua benar-benar diawali dengan otodidak. Mulai dari mengenal seluk beluk biji kopi, pengolahan, pengemasan, hingga pemasarannya. Seiring omzet yang terus meningkat, ia pun memberanikan diri membuka sebuah coffee bar. Layaknya kedai kopi lain, tempatnya sering menjadi lokasi kongkow, bekerja, hingga business meeting. Ia pun memperluas cakupan bisnisnya sebagai penyelenggara coffee bar catering. Lain lagi strategi yang dilakukan Kopi Boutique, sebuah brand yang didedikasikan untuk mengembangkan kopi-kopi Indonesia.

Yudhi Wirawan, pemilik Kopi Boutique menuturkan, ia ingin menonjolkan kopi-kopi Indonesia yang variannya banyak. “Kopi-kopi kita tak kalah dari kopi mancanegara seperti Brazil dan negara lainnya,” kata Yudhi.

Varian kopi yang dijual antara lain dari Sumatera Utara ada kopi Gayo, Lintong, Mandailing. Juga ada dari Jambi, dan Robusta dari Lampung. Di Jawa Barat ada Mekarwangi, Preanger. Jawa Tengah ada Temanggung. Sulawesi ada Toraja. “Sampai Papua juga ada. Kira-kira sekitar 50 varian kalau lagi lengkap, “ ungkap Yudhi.

Dengan kopi-kopi Indonesia yang variannya banyak ini, Yudhi memasarkan produknya dengan beragam cara. Khusus melayani konsumen secara langsung, ia membuka Kopi Boutique di jalan Pangeran Antasari No.36, Jakarta Selatan Lalu, ada layanan online, bisa beli kopi pakai layanan ojek online.

Menurut Yudi, selain melayani orang untuk minum di Kopi Boutique, mereka juga menyalurkan kopinya ke beberapa kafe di Jakarta, Lombok, Cirebon, dan daerah lainnya. “Juga kirim ke hotel. Bentuknya kopi jadi,” ungkap Yudhi.

Membawa kopi langsung ke pelanggan, seperti bisnis katering, tetapi fokus kepada kopi sebagai sajian utama.

sumber: Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif)

 

Bisnis Katering Kopi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *